Jumat, 13 Maret 2015

akuuuu

AKU

aku tak percaya, kini ku sudah mulai tumbuh dewasa..
dan aku sudah mulai duduk dibangkukuliah..
hari pertama kuliahpun datang,,
dan kini aku mulai bergegas untuk mempersiapkan diri
mulai dari mandi, makan, minum, mempersiapkan buku semuaku lakukan dengan cepat.
serasa tidak sabar ingin merasakan gegap gempitanya bangku perkuliahan

waktu sudah menunjukkan pukul 06.35 WIB.
kebetulan ada teman se kamarku yang serombel sama aku.
kita berangkat bersamamenuju ruang perkuliahan.
dan seperti biasa, awal kuliah banyakdari kita yang saling memperkenalkan diri..
riuh candatawamenghiasi ruang putih itu..
dan tiba waktunya ketika ada dosen daang..
beliau menyuruh kami memperkenalkan diri satu persat..
dan tibalah pada giliranku.. aku bingung aku terdiam sejenak apa yang harus aku katakan..
emm..... lalu ku beranikan diri untuk mengatakan sesuatu.. aku tak sadar apa yang telah kukeluarkan dari mulutku..
emm entahlah lupakan saja :D
dan eng ing eng...........
kontrak perkuliahanpun di bacakanoleh dosen..
OMG....kita disuruh untukmembentuk beberapa kelompok dan harus membuat iniituu....
hmm,,, batin terasa tersentak... hampir semua makul disuruh membuat seperti itu/...
akukaget .. ini tidak sepertiketika aku menempuh bangku SMA..
tapi,, aku mencoba berpikir positif bahwa ini memang tantangan yang harus aku lalui dan lakukan dengan semangat...
akhirnya tugas itu satu persatudapat ku kerjakan dengan bantuan temanku... ketika ada yang membingungkan aku bisa meminta pendapat mereka dan akupun  isa melanjutkan tugas itu..
hmmm... enjoy it :D ketika kita menjalani dengan senyuman.... kuliah is fun 


Menyusuri jalan setapak ini dengan di temani rintik hujan  ini..
Entah mau kemana..

Aku hanya mengikuti jalan ini dan aku tak tau akan sampai mana...
Di tengah jalan, tiba* badai menerjang dari depan belakang kanan dan kiri..
Sekuat tenaga aku melewatinya dan mempertahankan posisiku..
Tapi.. Tapi.. Aku oleng..

Takkusangka Teman - teman dibelakangku membantuku..
Dan kita saling beekerja sama untuk mempertahankan posisi kita...
Dan akhirnya dengan kerja keras kita bisa melewatinya..

perjalanan kita lanjutkan kembali..
dan tetap berjalan ditengah rintik hujan ini.....

tiba - tiba  sampailah aku ke suatu tempat dengan matahari yang bersinar begitu cerahnya.. Beda dari biasanya..
Emm...
Aku sangat senang dan bahagia disana bersama mereka...
ketikamereka mulai bermain -main dengan keindahan itu..
aku memisahkan barisan Dan kini aku duduk  terpaku dan berpikir..
Ketika kerjasama dilakukan, kita akan dapat menerjang badai walaupun sangat besar.. Dan aku yakin selama kita percaya pasti bisa 
:)
smile emotikon

Selasa, 10 Maret 2015

artikel tentang fonologi

1.      Pengertian fonologi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997)  dinyatakan bahwa fonologi adalah bidang dalam linguistikyang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya. Dengan demikian fonologi merupakan sistem bunyi dalam bahasa Indonesia atau dapat juga dikatakan bahwa fonologi adalah ilmu tentang bunyi bahasa.
Menurut Kridalaksana (2002) dalam kamus linguistik. Fonologi adalah bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi – bunyi bahasa menurut fungsinya. Dengan demikian, fonologi merupakan sistem bunyi dalam bahasa Indonesia atau dapat juga dikatakan bahwa fonologi adalah ilmu tentang bunyi bahasa.
2.      Macam-macam alat ucap manusia
Alat-alat ucap manusia yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi bahasa (fon) dibedakan menjadi tiga bagian yakni:
a.             Artikulator
Artikulator ialah alat-alat bicara manusia yang dapat bergerak secara leluasa dan dapat menyentuh bagian-bagian alat ucap yang lain (titik artikulasi) serta dapat membentuk bermacam-macam posisi. Alat bicara semacam ini terletak di bagian bawah atau rahang bawah. Alat-alat ucap yang termasuk artikulator antara lain:
a.)   bibir bawah (labium);
b.)  gigi bawah (dentum);
c.) ujung lidah (apeks);
d.) depan lidah (front of the tongue);
e.) tengah lidah (lamino);
f.) belakang lidah (dorsum); dan
g.)  akar lidah.
b.      Titik Artikulasi
Titik artikulasi ialah alat-alat bicara manusia yang menjadi pusat sentuhan dan bersifat statis. Alat-alat ini terdapat di bagian atas atau rahang atas. Alat-alat ucap yang termasuk pada bagian ini antara lain:
a)      bibir atas (labium);
b)      gigi atas (dentum);
c)      lengkung kaki gigi atas (alveolum);
d)     langut-langit keras (palatum);
e)      langit-langit lunak (velum); dan
f)       anak tekak (uvula).
c.       Alat-alat Lain
Alat-alat lain yang dimaksudkan ialah alat bicara selain artikulator dan titik artikulasi yang dapat menunjang proses terjadinya bunyi bahasa. Yang termasuk alat-alat lain antara lain:
a)      hidung (nose);
b)      rongga hidung (nasal cavity);
c)      rongga mulut (oral cavvity);
d)     pangkal kerongkongan (faring);
e)      katup jakun (epiglotis);
f)       pita suara;
g)      pangkal tenggorokan (laring);
h)      batang tenggorokan (trachea);
i)        paru-paru;
j)        sekat rongga dada (diafragma);
k)      saraf diafragma;
l)        selaput rongga dada (pleural cavity); dan
m)    bronchus.
3.      Proses terbentuknya bunyi bahasa melalui alat ucap manusia
Seperti yang sudah disebutkan, bahwa fonetik (artikulatoris) mengkaji cara membentuk bunyi-bunyi bahasa. Adapun sumber kakuatan utama untuk membentuk bunyi bahasa yaitu udara yang keluar dari paru-paru. Udara tersebut dihisap ke dalam paru-paru, kemudian dikeluarkan ketika bernafas. Ketika udara keluar dari paru-paru melalui tenggorokan, ada yang mendapat hambatan ada yang tidak mendapat hambatan.
Proses membentuk dan mengucapkan bunyi berlangsung dalam suatu kontinuum. Menurut analisis bunyi fungsional, arus bunyi yang kontinuum tersebut bisa dikategorisasikan berdasarkan segmen tertentu. Walaupun denikian, ada pula bunyi yang tidak dapat dikategorisasikan menjadi segmen-segmen tertentu yang disebut bunyi suprasegmental. Oleh sebab itu, bunyi bahasa dapat dibagi menjadi :
1)   Bunyi segmental dan
2)   Bunyi suprasegmental.
Proses terbentuknya bunyi bahasa secara garis besarnya terbagi atas 4 macam, yakni:
a.       Proses keluarnya bunyi dari paru-paru,
b.      Proses fonasi, yaitu lewatnya bunyi dalam tenggorokan,
c.       Proses artikulasi yaitu proses terbentuknya bunyi oleh artikulator dan,
d.      Proses oro-nasal, proses keluarnya bunyi melalui mulut atau hidung (ladefoged, 1973: 2-3).

v  Terjadinya Bunyi:
1.Sumber energi utama terjadinya bunyi bunyi bahasa adalah adanya udara dari paru-paru.
2.Udara dihirup ke dalam paru-paru kemudian dihembuskan keluar bersama-sama waktu sedang bernapas.
3.Udara yang dihembuskan (atau dihirup untuk sebagaian kecil bunyi bahasa) mendapat hambatan di berbagai tempat alat-alat bicara dengan berbagai cara sehingga terjadi bunyi bahasa.
4.Tempat atau alat bicara yang dilewati diantaranya batang tenggorok, pangkal tenggorok, kerongkongan, rongga mulut, rongga hidung.
5.Pada waktu udara mengalir keluar pita suara harus dalam keadaan terbuka.
6.Jika udara tidak mengalami hambatan pada alat bicara, bunyi bahasa tidak akan terjadi.
7.Syarat terjadinya bunyi bahasa secara garis besar.

4.      Macam-macam fonem dalam bahasa Indonesia
Fonem dapat diklasifikasi atau digolongkan atas:
1.Vokal
      Bunyi vokal adalah bunyi bahasa yang arus udaranya tidak mengalami halangan. Jenis vokal ditentukan oleh tiga faktor yaitu tinggi rendahnya posisi lidah, bagian lidah yang dinaikkan, dan bentuk bibir pada pembentukan vokal tersebut.
·      Contoh pemakaian vokal dalam bahasa Indonesia dapat dilihat pada contoh berikut :
1.      vokal /i/: ikan, indah, api, padi
2.      vokal /I/ : kering, piring, dering
3.      vokal /e/ : ekor, sate, tempe
4.      vokal /E/ : bebek, nenek,
5.      vokal /«/: emas, bandeng, tante
6.      vokal /a/: apa, papa, mama
7.      vokal /u/: unggas, ungu, pintu
8.      vokal /U/: sarung, burung, karung
9.      vokal /o/: obat, soto, toko
10.    vokal /O/: ongkos, tokoh, balon
2.  Diftong (vokal rangkap)
      Diftong merupakan vokal rangkap. 
·      Contoh :
a. /ai/ : balai, pantai
b. /au/ : kerbau, harimau
c.  /oi/ : sekoi, amboi
3. Konsonan
Konsonan adalah bunyi ujaran yang arus udaranya mengalami hambatan ketika keluar dari paru-paru. Dalam pengujaran bunyi konsonan terdapat tiga faktor yang terlibat, yaitu keadaan pita suara, penyentuhan alat ucap yang satu dengan yang lain, dan cara alat ucap itu bersentuhan. Alat ucap yang bergerak untuk menghasilkan bunyi bahasa disebut sebagai artikulator aktif. Misalnya bibir bawah, gigi bawah, dan lidah. Daerah yang disentuh atau didekati disebut sebagai daerah artikulator. Misalnya bibir atas, gigi atas, gusi atas, langit-langit keras, langit-langit lunak, dan anak tekak.
Pemberian nama terhadap konsonan didasarkan pada artikulator yang bekerja. Misalnya labio- (bibir bawah), apiko- (ujung lidah), lamino-(daun lidah), dorso-(belakang lidah), radiko- (akar lidah), diikuti dengan daerah artikulasinya: --labial (bibir atas), -dental (gigi atas), -alveolar (gusi), -palatal (langit-langit keras), -velar (langit-langit lunak), dan –uvular (anak tekak).
Cara artikulator menyentuh atau mendekati daerah artikulasi dan bagaimana udara keluar dari mulut dinamakan cara artikulasi.  Berdasarkan cara artikulasinya, bunyi bahasa dibagi menjadi beberapa macam.  Bila udara dari paru-paru dihambat secara total, maka bunyi yang dihasilkan dengan cara artikulasi semacam itu dinamakan bunyi hambat. Bila arus udara melewati saluran bunyi yang sempit, maka akan terdengar bunyi desis. Bunyi demikian disebut bunyi frikatif. Bila ujung lidah bersentuhan dengan gusi dan udara keluar melalui samping lidah, maka bunyi yang dihasilkan disebut bunyi lateral. Kalau ujung lidah menyentuh tempat yang sama berulang-ulang, bunyi yang dihasilkan dinamakan bunyi getar (trill).
                                                                                      
4. Gugus Konsonan (kluster) 
            Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu sebenarnya tidak mengenal adanya gugus konsonan. Dengan adanya pengaruh dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia ditemukan cukup banyak gugus konsonan.  Hal ini tentu saja memperkaya khasanah fonem bahasa Indonesia. Gugus konsonan dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut :
a.    /pl/            :  /pleno/,  /tapla?/
b.    /bl/            :  /blanko/,  /gamblan/
c.    /kl/            :  /klini?/,  /klasi?/
d.    /fl/            :  /flamboyan/, /flu/
e.    /sl/             :  /slogan/
f     /pr/             :  /pribadi/,  /semprot/
g.    /br/            :  /brahmana/, /ambru?/
5.      Pola Suku kata dalam bahasa Indonesia
Suku kata dalam Bahasa Indonesia ditandai dengan vokal. Vokal tersebut dapat berdiri sendiri maupun berdampingan dengan konsonan. Vokal yaitu a, i, u, e, o sedangkan konsonan selain vokal sepeti k, l, m, n, j, dst.
Untuk menghitung jumlah suku kata, cara yang dapat dilakukan yaitu dengan melihat jumlah bunyi vokal yang ada dalam kata itu. Dengan demikian, jika ada kata yang berisi 3 buah bunyi vokal, maka dapat ditentukan bahwa kata itu terdiri atas 3 suku kata saja. Misalnya, kata "cepat" adalah kata yang terdiri atas dua suku yaitu "ce" dan "pat". Masing-masing suku berisi sebuah bunyi vokal, yaitu bunyi "e" dan "a".
Apabila penentuan suku, pada sebuah kata dapat dilakukan, maka untuk mengetahui pola persukuannya amat mudah. Pola persukuan diambil dengan merumuskan setiap suku yang ada dalam kata. Bunyi vokal (disingkat : V) dan bunyi konsonan (disingkat : K).

Untuk membuat pola suku kata, tahapan yang dapat dilakukan yaitu
  1. Langkah pertama yaitu menentukan suku kata
  2. Berdasarkan suku kata, selanjutnya kita membuat pola suku kata
·         Contoh :
               makan     ---> ma - kan (langkah pertama menentukan suku kata)
   ---> KV - KVK (menuliskan pola, huruf m konsonan (K), huruf a vokal (V), huruf k konsonan(K),huruf a vokal (V), huruf n konsonan (K). 
              
praktik    ---> prak - tik
   ---> KKVK- KVK ( huruf p konsonan (K), huruf r konsonan (K), huruf a vokal (V),huruf k konsonan (K), huruf i vokal (V), huruf k konsonan (K).            
               
Ø  Jenis - jenis pola suku kata antara lain seperti di bawah ini :

  1. Suku kata berpola V, suku kata ini dibangun oleh sebuah bunyi vokal saja sebagai puncak.
    (Perhatikan suku kata terdepan saja)
    Contoh :
    i + bu
    u + mum
  2. Suku kata berpola VK, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi vokal sebagai puncak dan sebuah bunyi konsonan sebagai kode.
    Contoh :
    an + jing
    an + tar
  3. Suku kata berpola KV , suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, sebagai tumpu suku dan sebuah bunyi vokal sebagai puncak.
    Contoh :
    Pu + nah
    Pu + sing
  4. Suku kata yang berpola KVK , suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan sebagai tumpu suku, sebuah bunyi vokal, sebagai puncak sebuah bunyi konsonan sebagai koda suku.
    Contoh :
    Pan + tat
    Sum + ber
  5. Suku kata yang berpola KKV , suku ini dibangun oleh dua buah bunyi konsonan sebagai tumpu suku, dan sebuah bunyi vokal sebagai puncak suku.
    Contoh:
    Dra + ma
    Gra + tis
  6. Suku kata yang berpola KKVK, suku ini dibangun oleh dua buah bunyi konsonan yang bertindak sebagai tumpu suku, sebuah bunyi vokal sebagai puncaknya dan sebuah bunyi konsonan sebagai koda suku.
    Contoh :
    Prak + tik
    Dras + tis
  7. Suku kata yang berpola KV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi semi konsonan sebagai tumpu suku, dan sebuah bunyi vokal sebagai puncak.
    Contoh :
    Wa + jah Ya + kin
  8. Suku kata yang berpola KVK, yaitu sebuah suku yang di bangun oleh bunyi semi konsonan sebagai tumpu suku, sebuah bunyi vokal sebagai puncak dan sebuah bunyi konsonan sebagai koda suku. Hal ini dapat dilihat dalam contoh di bawah ini.
    Contoh :
    Wak + tu
    Sa + wah
  9. Suku kata yang berpola KKVKK, yaitu suku kata yang dibangun oleh dua buah bunyi konsonan yang bertindak sebagai tumpu suku, sebuah bunyi vokal sebagai sonarity dan dua buah bunyi konsonan yang bertindak sebagai koda suku. Hal ini dapat dilihat pada contoh berikut.
    Contoh :
    Trans + mi + gra + si
    Trans + por + ta + si