Jumat, 13 Maret 2015

akuuuu

AKU

aku tak percaya, kini ku sudah mulai tumbuh dewasa..
dan aku sudah mulai duduk dibangkukuliah..
hari pertama kuliahpun datang,,
dan kini aku mulai bergegas untuk mempersiapkan diri
mulai dari mandi, makan, minum, mempersiapkan buku semuaku lakukan dengan cepat.
serasa tidak sabar ingin merasakan gegap gempitanya bangku perkuliahan

waktu sudah menunjukkan pukul 06.35 WIB.
kebetulan ada teman se kamarku yang serombel sama aku.
kita berangkat bersamamenuju ruang perkuliahan.
dan seperti biasa, awal kuliah banyakdari kita yang saling memperkenalkan diri..
riuh candatawamenghiasi ruang putih itu..
dan tiba waktunya ketika ada dosen daang..
beliau menyuruh kami memperkenalkan diri satu persat..
dan tibalah pada giliranku.. aku bingung aku terdiam sejenak apa yang harus aku katakan..
emm..... lalu ku beranikan diri untuk mengatakan sesuatu.. aku tak sadar apa yang telah kukeluarkan dari mulutku..
emm entahlah lupakan saja :D
dan eng ing eng...........
kontrak perkuliahanpun di bacakanoleh dosen..
OMG....kita disuruh untukmembentuk beberapa kelompok dan harus membuat iniituu....
hmm,,, batin terasa tersentak... hampir semua makul disuruh membuat seperti itu/...
akukaget .. ini tidak sepertiketika aku menempuh bangku SMA..
tapi,, aku mencoba berpikir positif bahwa ini memang tantangan yang harus aku lalui dan lakukan dengan semangat...
akhirnya tugas itu satu persatudapat ku kerjakan dengan bantuan temanku... ketika ada yang membingungkan aku bisa meminta pendapat mereka dan akupun  isa melanjutkan tugas itu..
hmmm... enjoy it :D ketika kita menjalani dengan senyuman.... kuliah is fun 


Menyusuri jalan setapak ini dengan di temani rintik hujan  ini..
Entah mau kemana..

Aku hanya mengikuti jalan ini dan aku tak tau akan sampai mana...
Di tengah jalan, tiba* badai menerjang dari depan belakang kanan dan kiri..
Sekuat tenaga aku melewatinya dan mempertahankan posisiku..
Tapi.. Tapi.. Aku oleng..

Takkusangka Teman - teman dibelakangku membantuku..
Dan kita saling beekerja sama untuk mempertahankan posisi kita...
Dan akhirnya dengan kerja keras kita bisa melewatinya..

perjalanan kita lanjutkan kembali..
dan tetap berjalan ditengah rintik hujan ini.....

tiba - tiba  sampailah aku ke suatu tempat dengan matahari yang bersinar begitu cerahnya.. Beda dari biasanya..
Emm...
Aku sangat senang dan bahagia disana bersama mereka...
ketikamereka mulai bermain -main dengan keindahan itu..
aku memisahkan barisan Dan kini aku duduk  terpaku dan berpikir..
Ketika kerjasama dilakukan, kita akan dapat menerjang badai walaupun sangat besar.. Dan aku yakin selama kita percaya pasti bisa 
:)
smile emotikon

Selasa, 10 Maret 2015

artikel tentang fonologi

1.      Pengertian fonologi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997)  dinyatakan bahwa fonologi adalah bidang dalam linguistikyang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya. Dengan demikian fonologi merupakan sistem bunyi dalam bahasa Indonesia atau dapat juga dikatakan bahwa fonologi adalah ilmu tentang bunyi bahasa.
Menurut Kridalaksana (2002) dalam kamus linguistik. Fonologi adalah bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi – bunyi bahasa menurut fungsinya. Dengan demikian, fonologi merupakan sistem bunyi dalam bahasa Indonesia atau dapat juga dikatakan bahwa fonologi adalah ilmu tentang bunyi bahasa.
2.      Macam-macam alat ucap manusia
Alat-alat ucap manusia yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi bahasa (fon) dibedakan menjadi tiga bagian yakni:
a.             Artikulator
Artikulator ialah alat-alat bicara manusia yang dapat bergerak secara leluasa dan dapat menyentuh bagian-bagian alat ucap yang lain (titik artikulasi) serta dapat membentuk bermacam-macam posisi. Alat bicara semacam ini terletak di bagian bawah atau rahang bawah. Alat-alat ucap yang termasuk artikulator antara lain:
a.)   bibir bawah (labium);
b.)  gigi bawah (dentum);
c.) ujung lidah (apeks);
d.) depan lidah (front of the tongue);
e.) tengah lidah (lamino);
f.) belakang lidah (dorsum); dan
g.)  akar lidah.
b.      Titik Artikulasi
Titik artikulasi ialah alat-alat bicara manusia yang menjadi pusat sentuhan dan bersifat statis. Alat-alat ini terdapat di bagian atas atau rahang atas. Alat-alat ucap yang termasuk pada bagian ini antara lain:
a)      bibir atas (labium);
b)      gigi atas (dentum);
c)      lengkung kaki gigi atas (alveolum);
d)     langut-langit keras (palatum);
e)      langit-langit lunak (velum); dan
f)       anak tekak (uvula).
c.       Alat-alat Lain
Alat-alat lain yang dimaksudkan ialah alat bicara selain artikulator dan titik artikulasi yang dapat menunjang proses terjadinya bunyi bahasa. Yang termasuk alat-alat lain antara lain:
a)      hidung (nose);
b)      rongga hidung (nasal cavity);
c)      rongga mulut (oral cavvity);
d)     pangkal kerongkongan (faring);
e)      katup jakun (epiglotis);
f)       pita suara;
g)      pangkal tenggorokan (laring);
h)      batang tenggorokan (trachea);
i)        paru-paru;
j)        sekat rongga dada (diafragma);
k)      saraf diafragma;
l)        selaput rongga dada (pleural cavity); dan
m)    bronchus.
3.      Proses terbentuknya bunyi bahasa melalui alat ucap manusia
Seperti yang sudah disebutkan, bahwa fonetik (artikulatoris) mengkaji cara membentuk bunyi-bunyi bahasa. Adapun sumber kakuatan utama untuk membentuk bunyi bahasa yaitu udara yang keluar dari paru-paru. Udara tersebut dihisap ke dalam paru-paru, kemudian dikeluarkan ketika bernafas. Ketika udara keluar dari paru-paru melalui tenggorokan, ada yang mendapat hambatan ada yang tidak mendapat hambatan.
Proses membentuk dan mengucapkan bunyi berlangsung dalam suatu kontinuum. Menurut analisis bunyi fungsional, arus bunyi yang kontinuum tersebut bisa dikategorisasikan berdasarkan segmen tertentu. Walaupun denikian, ada pula bunyi yang tidak dapat dikategorisasikan menjadi segmen-segmen tertentu yang disebut bunyi suprasegmental. Oleh sebab itu, bunyi bahasa dapat dibagi menjadi :
1)   Bunyi segmental dan
2)   Bunyi suprasegmental.
Proses terbentuknya bunyi bahasa secara garis besarnya terbagi atas 4 macam, yakni:
a.       Proses keluarnya bunyi dari paru-paru,
b.      Proses fonasi, yaitu lewatnya bunyi dalam tenggorokan,
c.       Proses artikulasi yaitu proses terbentuknya bunyi oleh artikulator dan,
d.      Proses oro-nasal, proses keluarnya bunyi melalui mulut atau hidung (ladefoged, 1973: 2-3).

v  Terjadinya Bunyi:
1.Sumber energi utama terjadinya bunyi bunyi bahasa adalah adanya udara dari paru-paru.
2.Udara dihirup ke dalam paru-paru kemudian dihembuskan keluar bersama-sama waktu sedang bernapas.
3.Udara yang dihembuskan (atau dihirup untuk sebagaian kecil bunyi bahasa) mendapat hambatan di berbagai tempat alat-alat bicara dengan berbagai cara sehingga terjadi bunyi bahasa.
4.Tempat atau alat bicara yang dilewati diantaranya batang tenggorok, pangkal tenggorok, kerongkongan, rongga mulut, rongga hidung.
5.Pada waktu udara mengalir keluar pita suara harus dalam keadaan terbuka.
6.Jika udara tidak mengalami hambatan pada alat bicara, bunyi bahasa tidak akan terjadi.
7.Syarat terjadinya bunyi bahasa secara garis besar.

4.      Macam-macam fonem dalam bahasa Indonesia
Fonem dapat diklasifikasi atau digolongkan atas:
1.Vokal
      Bunyi vokal adalah bunyi bahasa yang arus udaranya tidak mengalami halangan. Jenis vokal ditentukan oleh tiga faktor yaitu tinggi rendahnya posisi lidah, bagian lidah yang dinaikkan, dan bentuk bibir pada pembentukan vokal tersebut.
·      Contoh pemakaian vokal dalam bahasa Indonesia dapat dilihat pada contoh berikut :
1.      vokal /i/: ikan, indah, api, padi
2.      vokal /I/ : kering, piring, dering
3.      vokal /e/ : ekor, sate, tempe
4.      vokal /E/ : bebek, nenek,
5.      vokal /«/: emas, bandeng, tante
6.      vokal /a/: apa, papa, mama
7.      vokal /u/: unggas, ungu, pintu
8.      vokal /U/: sarung, burung, karung
9.      vokal /o/: obat, soto, toko
10.    vokal /O/: ongkos, tokoh, balon
2.  Diftong (vokal rangkap)
      Diftong merupakan vokal rangkap. 
·      Contoh :
a. /ai/ : balai, pantai
b. /au/ : kerbau, harimau
c.  /oi/ : sekoi, amboi
3. Konsonan
Konsonan adalah bunyi ujaran yang arus udaranya mengalami hambatan ketika keluar dari paru-paru. Dalam pengujaran bunyi konsonan terdapat tiga faktor yang terlibat, yaitu keadaan pita suara, penyentuhan alat ucap yang satu dengan yang lain, dan cara alat ucap itu bersentuhan. Alat ucap yang bergerak untuk menghasilkan bunyi bahasa disebut sebagai artikulator aktif. Misalnya bibir bawah, gigi bawah, dan lidah. Daerah yang disentuh atau didekati disebut sebagai daerah artikulator. Misalnya bibir atas, gigi atas, gusi atas, langit-langit keras, langit-langit lunak, dan anak tekak.
Pemberian nama terhadap konsonan didasarkan pada artikulator yang bekerja. Misalnya labio- (bibir bawah), apiko- (ujung lidah), lamino-(daun lidah), dorso-(belakang lidah), radiko- (akar lidah), diikuti dengan daerah artikulasinya: --labial (bibir atas), -dental (gigi atas), -alveolar (gusi), -palatal (langit-langit keras), -velar (langit-langit lunak), dan –uvular (anak tekak).
Cara artikulator menyentuh atau mendekati daerah artikulasi dan bagaimana udara keluar dari mulut dinamakan cara artikulasi.  Berdasarkan cara artikulasinya, bunyi bahasa dibagi menjadi beberapa macam.  Bila udara dari paru-paru dihambat secara total, maka bunyi yang dihasilkan dengan cara artikulasi semacam itu dinamakan bunyi hambat. Bila arus udara melewati saluran bunyi yang sempit, maka akan terdengar bunyi desis. Bunyi demikian disebut bunyi frikatif. Bila ujung lidah bersentuhan dengan gusi dan udara keluar melalui samping lidah, maka bunyi yang dihasilkan disebut bunyi lateral. Kalau ujung lidah menyentuh tempat yang sama berulang-ulang, bunyi yang dihasilkan dinamakan bunyi getar (trill).
                                                                                      
4. Gugus Konsonan (kluster) 
            Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu sebenarnya tidak mengenal adanya gugus konsonan. Dengan adanya pengaruh dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia ditemukan cukup banyak gugus konsonan.  Hal ini tentu saja memperkaya khasanah fonem bahasa Indonesia. Gugus konsonan dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut :
a.    /pl/            :  /pleno/,  /tapla?/
b.    /bl/            :  /blanko/,  /gamblan/
c.    /kl/            :  /klini?/,  /klasi?/
d.    /fl/            :  /flamboyan/, /flu/
e.    /sl/             :  /slogan/
f     /pr/             :  /pribadi/,  /semprot/
g.    /br/            :  /brahmana/, /ambru?/
5.      Pola Suku kata dalam bahasa Indonesia
Suku kata dalam Bahasa Indonesia ditandai dengan vokal. Vokal tersebut dapat berdiri sendiri maupun berdampingan dengan konsonan. Vokal yaitu a, i, u, e, o sedangkan konsonan selain vokal sepeti k, l, m, n, j, dst.
Untuk menghitung jumlah suku kata, cara yang dapat dilakukan yaitu dengan melihat jumlah bunyi vokal yang ada dalam kata itu. Dengan demikian, jika ada kata yang berisi 3 buah bunyi vokal, maka dapat ditentukan bahwa kata itu terdiri atas 3 suku kata saja. Misalnya, kata "cepat" adalah kata yang terdiri atas dua suku yaitu "ce" dan "pat". Masing-masing suku berisi sebuah bunyi vokal, yaitu bunyi "e" dan "a".
Apabila penentuan suku, pada sebuah kata dapat dilakukan, maka untuk mengetahui pola persukuannya amat mudah. Pola persukuan diambil dengan merumuskan setiap suku yang ada dalam kata. Bunyi vokal (disingkat : V) dan bunyi konsonan (disingkat : K).

Untuk membuat pola suku kata, tahapan yang dapat dilakukan yaitu
  1. Langkah pertama yaitu menentukan suku kata
  2. Berdasarkan suku kata, selanjutnya kita membuat pola suku kata
·         Contoh :
               makan     ---> ma - kan (langkah pertama menentukan suku kata)
   ---> KV - KVK (menuliskan pola, huruf m konsonan (K), huruf a vokal (V), huruf k konsonan(K),huruf a vokal (V), huruf n konsonan (K). 
              
praktik    ---> prak - tik
   ---> KKVK- KVK ( huruf p konsonan (K), huruf r konsonan (K), huruf a vokal (V),huruf k konsonan (K), huruf i vokal (V), huruf k konsonan (K).            
               
Ø  Jenis - jenis pola suku kata antara lain seperti di bawah ini :

  1. Suku kata berpola V, suku kata ini dibangun oleh sebuah bunyi vokal saja sebagai puncak.
    (Perhatikan suku kata terdepan saja)
    Contoh :
    i + bu
    u + mum
  2. Suku kata berpola VK, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi vokal sebagai puncak dan sebuah bunyi konsonan sebagai kode.
    Contoh :
    an + jing
    an + tar
  3. Suku kata berpola KV , suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, sebagai tumpu suku dan sebuah bunyi vokal sebagai puncak.
    Contoh :
    Pu + nah
    Pu + sing
  4. Suku kata yang berpola KVK , suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan sebagai tumpu suku, sebuah bunyi vokal, sebagai puncak sebuah bunyi konsonan sebagai koda suku.
    Contoh :
    Pan + tat
    Sum + ber
  5. Suku kata yang berpola KKV , suku ini dibangun oleh dua buah bunyi konsonan sebagai tumpu suku, dan sebuah bunyi vokal sebagai puncak suku.
    Contoh:
    Dra + ma
    Gra + tis
  6. Suku kata yang berpola KKVK, suku ini dibangun oleh dua buah bunyi konsonan yang bertindak sebagai tumpu suku, sebuah bunyi vokal sebagai puncaknya dan sebuah bunyi konsonan sebagai koda suku.
    Contoh :
    Prak + tik
    Dras + tis
  7. Suku kata yang berpola KV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi semi konsonan sebagai tumpu suku, dan sebuah bunyi vokal sebagai puncak.
    Contoh :
    Wa + jah Ya + kin
  8. Suku kata yang berpola KVK, yaitu sebuah suku yang di bangun oleh bunyi semi konsonan sebagai tumpu suku, sebuah bunyi vokal sebagai puncak dan sebuah bunyi konsonan sebagai koda suku. Hal ini dapat dilihat dalam contoh di bawah ini.
    Contoh :
    Wak + tu
    Sa + wah
  9. Suku kata yang berpola KKVKK, yaitu suku kata yang dibangun oleh dua buah bunyi konsonan yang bertindak sebagai tumpu suku, sebuah bunyi vokal sebagai sonarity dan dua buah bunyi konsonan yang bertindak sebagai koda suku. Hal ini dapat dilihat pada contoh berikut.
    Contoh :
    Trans + mi + gra + si
    Trans + por + ta + si

Sabtu, 10 Januari 2015

makalah ipa tentang kalor

 MAKALAH IPA
“KALOR”
Description: C:\Users\Arina 8\Pictures\Logo_Unnes.png

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Alam
Dosen pembimbimbing: Ibu Desi Wulandari



Disusun oleh:

1.      Nur Larasati                        1401414          (6.1)
2.      Nani Fitrianingsih               1401414          (6.2)
3.      Riska Aprilia Dewi             1401414220    (6.3)
4.      Zulianingsih                        1401414236    (6.4)




Rombel D



PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian dari suhu?
2.      Apa pengertian kalor?
3.      Bagaimana bunyi asas black?
4.      Bagaimana cara perpindahan kalor?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari suhu.
2.      Untuk mengetahui pengertian dari kalor.
3.      Untuk mengetahui bunyi dari asas black.
4.      Untuk mengetahui cara  perpindahan kalor.



























BAB II
PEMBAHASAN
1.       Suhu

1.1.  Pengertian Suhu

Suhu didefinisikan sebagai ukuran atau derajat panas dinginnya suatu benda atau system. Benda yang panas memiliki suhu yang tinggi,sedangkan benda yang dingin memiliki suhu yang rendah. Pada hakikatnya,suhu adalah ukuran energy kinetic rata-rata yang dimiliki oleh molekul-molekul suatu benda. Dengan demikian suhu menggambarkan bagaimana gerakan molekul-molekul benda. Pada saat kita memanaskan atau mendinginkan suatu benda pada suhu tertentu,beberapa sifat fisik benda tersebut berubah. Sifat-sifat benda yang bisa berubah akibat adanya perubahan suhu disebut sifat termometrik. Contoh sifat termometrik tersebut antara lain panjang logam,volume zat cair,hambatan listrik suatu kawat,tekanan dan volume gas,serta warna filament lampu pijar. Dengan demikian, perubahan suatu sifat termoterik menunjukkan adanya suatu perubahan suhu suatu benda. Berdasarkan sifat perubahan termometrik tesebut kita dapat membuat alat yang digunakan untuk mengukur suhu sebuah benda,yang disebut thermometer.
Pembuatan termometer didasarkan pada beberapa sifat termometrik zat seperti pemuaian zat padat, pemuaian zat cair,pemuaian gas,tekanan zat cair,tekanan udara,regangan zat padat,hambatan zat terhadap arus listrik,dan intensitas cahaya (radiasi benda). Beberapa jenis thermometer yang biasa digunakan untuk pengukuran suhu diantaranya,yaitu thermometer raksa,thermometer alcohol,thermometer gas,thermometer bimetal,thermometer hambatan,termokopel dan pyrometer.
Kalau kita ingin menentukan suhu sejumlah system,prosedur yang paling sederhana ialah memilih salah satu system itu sebagai indikator (penunjuk) keseimbangan termal antara system ini dengan sistem-sistem lainnya. Sistem yang dipilih demikian dinamakan thermometer. Yang khas pada thermometer adalah kepekaannya (perubahan kordinat-keadaan akibat sedikit saja perubahan suhu,dapat terukur),ketelitiannya dalam mengukur kordinat-keadaan dan reproduksibilitasnya (dapat diperbanyak). Satu lagi sifat yang dikehendaki thermometer iaah kecepatannya mencapai keseimbangan termal dengan system lainnya.
Termometer yang paling sering digunakan dalam laboratorium adalah termokopel,berupa hubungan (junction) dua jenis logam atau logam campuran. Hubungan ini dituliskan “hubungan uji” dan jenis logam ditulis A dan B. Hubungan patokan terdiri atas dua hubungan : yang satu menghubungkan dengan A dengan tembaga dan yang satu lagi menghubungkan B dengan tembaga kedua hubungan ini dibuat tetap konstan pada suhu sekehendak.
Kalibrasi thermometer adalah penetapan tanda-tanda untuk pembagian skala pada suatu thermometer. Adapun langkah-langkah kalibrasi thermometer adalah sebagai berikut :
1. Menentukan titik tetap bawah (Tb),
2. Menentukan titik tetap atas (Ta),
3. Menentukan jumlah skala diantara titik-titik tetap,
4. Memperluas skala di luar titik tetap.
Kita dapat melakukan konversi skala dari satu thermometer ke thermometer yang lain. Sebagai contoh, suhu suatu benda menunjukkan skala X ketika diukur dengan thermometer X yang meiliki Tb = Xb dan Ta = Xa. Maka,ketika suhu benda tersebut diukur dengan menggunakan thermometer Y yang memiliki Tb = Yb dan Ta = Ya,skala akan menunjukkan angka yang dapat dihitung dengan rumus :
                                    X – XY - Yb
                                                Xa – Xb      Ya - Yb

1.2. Skala Suhu
Suhu itu bukan hanya panas,hangat,dan dingin saja,tapi ada juga skala khusus sebagai berikut :

a.      Skala Celcius
Andrea Celcius seorang sarjana kebangsaan swedia yang menemukan system skala suhu celcius. Skala celcius dibuat berdasarkan pada titik beku air pada 0o C dan titik didih air 100o C.

b.      Skala Kelvin
Skala Kelvin ditemukan oleh Lord William Thompson Kelvin, ia menetapkan apa yang disbut 0o mutlak (0o Kelvin). Nol mutlak ini adalah suhu ketika partikel berhenti bergerak sehingga tidak ada panas yang terdeteksi karena kalor yang ada sebanding dengan energi kinetic yang diperlukan partikel. Suhu mutlak (0oK) kalau dikonveksi ke celcius menjadi -273,15oC. Titik beku air 273oK dan titk beku air 373oK.

c.       Skala Reamur
Nama reamur diambil dari nama René Antoine Ferchault de Reaumur. Reamur mengusulkan suhu titik beku air pada suhu 0oC dan titik didihnya 80oC.

d.      Skala Fahrenheit
Skala Fahrenheit banyakdigunakan  diamerikaserikat. Skala ini ditemukan oleh ilmuan Jerman Bernama Gabriel Fahrenheit. Skala Fahrenheit menggunakan campuran antara es dan garam dengan titik beku air bernilai 32oF dan titik didihnya 212oF.

            Mengubah Skala Suhu
Pada skala Celcius terdapat 100 skala, pada skala Farenheit terdapat 180 skala, dan pada skala Reamur terdapat 80 skala. Perbandingan skala tersebut adalah
oC : oF : oR = 5 : 9 : 4.

Untuk mengubah derajat satu skala menjadi derajat skala yang lain digunakan rumus:

Suhu Diketahui
Diubah Ke
Rumus Yang Digunakan
oC
oF
oF =   oC + 32
oF
oC
oC = (oF – 32)
oC
oR
oR =  oC
oR
oC
oC =  oR
oR
oF
oF =  oR + 32
oF
oR
oR =  (oF – 32)
oK
oC
oC = oK – 273
oC
oK
oK = oC + 273

2.    Pengertian Kalor

A.    Kalor
Jika dua buah benda,yang salah satu benda mula-mula lebih panas dari pada benda yang lain,saling bersentuhan,maka suhu kedua benda tersebut akan sama setelah waktu yang cukup lama. Benda yang bersuhu tinggi member energi ke benda yang bersuhu rendah. Energi yang diberikan karena perbedaan suhu antara dua buah benda disebut kalor. Jadi, kalor merupakan bentuk energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika benda bersentuhan.
            Satuan kalor menurut SI atau MKS  yaitu joule ( J ) sedang menurut cgs yaitu erg adapun untuk jenis makanan yaitu kalori.
1 kalori = 4,2 joule   ;   1 joule = 0,24 kalori
1 kkal (kilokalori) = 1000 kal ( kalori ) = 4200 joule = 4,2 kj (kilojoule)


B.     Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor
Jika kita memanaskan suatu zat maka jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat tersebut tergantung berapa jumlah massa air,zat,dan nilai kenaikan suhu zat tersebut. Secara umum jika kita memanaskan suatu zat tertentu maka jumlah kalor yang diperlukan akan sebanding dengan massa dan kenaikan suhunya. bahwa jenis zat sangat menentukan jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat tersebut. Ketergantungan jumlah yang diperlukan untuk menaikkan suhu terhadap jenis zat disebut dengan istilah kalor jenis yang diberi simbol dengan c.
Kalor jenis (c) adalah jumlah panas yang harus ditambahkan atau dihilangkan pada satu satuan massa zat itu untuk mengubah temperature 1.
Persamaan kalor yaitu :  Q = m c ∆T
Keterangan  :
Q = banyaknya kalor satuan joule (J)
c = kalor jenis zat satuan  J / kg °C
m = massa zat satuan kg
∆ T = perubahan suhu satuan  °C
    Contoh dan Soal :
1.      Satu kg Air dipanaskan dari 30 °C menjadi 80 °C. Jika kalor jenis air 4,2 x 103 J/kg°C, berapakah banyaknya kalor yang dibutuhkan ?
Penyelesaian :
Diketahui :                                       Ditanyakan :
m = 1 kg                                             Q = ?
T1 = 30 °C                                           Dijawab :
T2 = 80 °C
ΔT = T2 – T1                                      Q  = m c ΔT
= 80 °C – 30 °C                                = 1 kg x 4200 J/kg°C x 50 °C
= 50 °C                                               = 210 000 J
c = 4,2 x103 J/kg°C
= 4200 J/kg°C
Satu Kilokalori (1 kkal) adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 Kg air sebesar 1oC. Zat yang berbeda (dengan massa zat yang sama, misalnya 1 Kg) memerlukan kuantitas kalor yang berbeda untuk menaikkan suhunya sebesar 1oC . Secara umum,kalor jenis zat merupakan fungsi suhu zat tersebut meskipun variasinya cukup kecil terhadap variasi suhu. Sebagai contoh, dalam rentang suhu 0oC – 100oC, kalor jenis air berubah kurang dari 1% dari nilainya sebesar 1,00 cal/groC pada 15oC.
Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu yang sama dari suatu benda  tentu saja berada dibandingkan dengan benda lain. Perbandingan antara jumlah kalor yang diberikan dengan kenaikan suhu suatu benda disebut dengan kapasitas kalor dan diberi simbol dengan C.
Kapasitas kalor ( C ) adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu seluruh benda sebesar satu derajat. Kapasitas kalor dinyatakan dalam J K-1 atau J (oC)-1.
Rumus :      Q = C ∆T
Keterangan :
            C = kapasitas kalor zat, (J/K atau J/oC atau kal/oC)
            Q = jumlah kalor yang diberikan pada zat (joule (J) atau kal)
            ∆T = perubahan suhu zat, (K atau oC)
Untuk menentukan kalor jenis zat dapat digunakan alat yang disebut kalorimeter.
             Hubungan antara kapasitas kalor C dengan kalor jenis c suatu zat dapat diperoleh dengan
Text Box: C = m.c

Rumus :

Keterangan :
C = kapasitas kalor zat, (J/K atau J/oC atau kal/oC)
c = kalor jenis zat satuan  J / kg °C
m = massa zat satuan kg

C.     Kalor Laten dan Perubahan Wujud
Sebuah benda dapat berubah wujud ketika suhunya dinaikkan atau diturunkan. Apabila suatu zat padat,misalnya es,dipanaskan,ia akan menyerap kalor dan berubah wujud menjadi zat cair. Perubahan wujud zat dari padat menjadi cair ini disebut melebur. Suhu zat yang mengalami peleburan disebut titik lebur zat. Kejadian yang sebaliknya adalah membeku,yaitu perubahan wujud zat dari cair menjadi padat. Suhu di mana zat mengalami pembekuan disebut titik beku.
Jika zat cair ini kita panaskan terus akan menguap dan berubah wujud menjadi gas. Perubahan wujud zat dari cair menjadi uap (gas) disebut menguap. Pada peristiwa penguapan dibutuhkan kalor. Hal ini dapat kita buktikan, ketika kita mencelupkan jari tangan kita ke dalam cairan spiritus atau alcohol. Spiritus atau alcohol adalah zat cair yang mudah menguap, untuk melakukan penguapan ini,spiritus atau alcohol menyerap panas dari jari kita,sehingga jari tangan kita terasa dingin. Peristiwa lain yang memperlihatkan bahwa proses penguapan membutuhkan kalor adalah mendidih. Menguap hanya terjadi pada permukaan zat cair dan dapat terjadi pada sembarang suhu,sedangkan mendidih terjadi pada seluruh bagian zat cair dan hanya terjadi pada suhu tertentu yang disebut titik didih. Proses kebalikan dari menguap adalah mengembun, yaitu perubahan wujud dari uap menjadi cair.
Description: http://indonesiaindonesia.com/imagehosting/images/19713/1_diagram_perubahan_wujud_zat_1__404_x_344_.jpg
Ketika sedang berubah wujud,baik melebur, membeku, menguap dan mengembun, suhu tetap, walaupun ada pelepasan atau penyerapan kalor. Dengan demikian, ada sejumlah kalor yang dilepaskan atau diserap pada saat perubahaan wujud zat, tetapi tidak digunakan untuk menaikkan atau menurunkan suhu. Kalor semacan ini disebut kalor laten dan disimbolkan dengan huruf L. Besar kalor ini ternyata bergantung juga pada jumlah zat yang  mengalami perubahan wujud (massa benda). Jadi,kalor laten adalah kalor yang dibutuhkan oleh suatu benda untuk mengubah wujudnya per satuan massa. Dengan demikian, dapat dirumuskan bahwa :
                                                  Q = mL
Kalor laten beku besarnya sama dengan kalor laten lebur dan biasanya disebut dengan kalor lebur. Kalor lebur es Lf  pada suhu dan tekanan normal sebesar 334 kJ/kg. Kalor laten uap besarnya sama dengan kalor laten embun dan biasanya disebut dengan kalor uap. Kalor uap air Lv, pada suhu dan tekanan normal sebesar 2256 kJ/kg.
2.      Asas Black
Menurut asas Black apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi keseimbangan termal (suhu kedua benda sama). Secara matematis dapat dirumuskan :
Q lepas = Q terima
Yang melepas kalor adalah benda yang suhunya tinggi dan yang menerima kalor adalah benda yang bersuhu rendah. Bila persamaan tersebut dijabarkan maka akan diperoleh :
Q lepas = Q terima
m1.c1.(t1 – ta) = m2.c2.(ta-t2)
jika menggunakan asas Black pada benda yang bersuhu tinggi digunakan (t1 – ta) dan untuk benda yang bersuhu rendah digunakan (ta-t2). Dan rumus kalor yang digunakan tidak selalu yang ada diatas bergantung pada soal yang dikerjakan.
3.      Perpindahan Kalor
Kalor berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah. Ada 3 cara perpindahan kalor : 1. Konveksi (aliran), 2. Konduksi (hantaran), 3. Radiasi (pancaran).

1.      Konveksi (aliran)
Adalah proses dimana panas dipindahkan oleh gerak masa molekul – molekul dari suatu tempat ke tempat yang lain. Konveksi hanya terjadi pada zat yang dapat mengalir (fluida) yaitu zat cair dan gas. Ada 2 jenis konveksi, yaitu konveksi alami dan konveksi paksa.
Pada konveksi alami, pergerakan fluida terjadi akibat perbedaan massa jenis. Pada konveksi paksa, fluida yang telah dipanaskan langsung diarahkan ke tujuannya oleh sebuah peniup (blower) atau pompa. Konveksi alami terjadi misalnya pada system ventilasi rumah, terjadinya angin darat dan angin laut, dan aliran asap pada cerobong asap pabrik. Konveksi paksa misalnya terjadi pada system pendingin mesin pada mobil, alat pengering rambut, dan pada reactor pembangkit tenaga nuklir.
Sedangkan contoh konveksi secara umum yaitu es batu yang mencair dalam air panas. Panas dari air panas berpindah ke es batu. Panas berpindah bersama mengalirnya air panas ke es batu. Panas tersebut menyebabkan es batu meleleh.
            Laju perpindahan kalor secara konveksi bergantung pada luas permukaan benda (A) yang bersentuhan, koefisien konveksi (h), waktu (t),  dan beda suhu (T) antara benda dengan fluida. Banyaknya kalor yang dihantarkan secara konveksi dapat dihitung dengan persamaan berikut :

                             P = Q / t  atau P = h A ∆T
         Nilai h adalah koefisien konveksi yang diperoleh secara percobaan dan tergantung pada bentuk dan arah benda.

2.      Konduksi (hantaran)
Konduksi ialah pemindahan panas yang dihasilkan dari kontak langsung antara permukaan-permukaan benda. Konduksi terjadi hanya dengan menyentuh atau menghubungkan permukaan-permukaan yang mengandung panas. Setiap benda mempunyai konduktivitas termal (kemampuan mengalirkan panas) tertentu yang akan mempengaruhi panas yang dihantarkan dari sisi yang panas ke sisi yang lebih dingin. Semakin tinggi nilai konduktivitas termal suatu benda, semakin cepat ia mengalirkan panas yang diterima dari satu sisi ke sisi yang lain.Misalnya perpindahan kalor dari bagian sendok yang terendam dalam air panas ke ujung sendok yang di pegang tanpa disertai perpindahan partikel


v  Konduktor
1.      Konduktor adalah benda-benda yang dapat menghantarkan panas.
2.      Bahan yang dapat digunakan untuk penghantar panas adalah logam dan kaca.
3.      Macam-macam logam antara lain aluminium, besi, baja, perak dan kuningan. Sedangkan kaca yang tahan panas adalah pyrex.
4.      Aluminium adalah jenis logam penghantar yang paling cocok untuk bahan membuat alat masak seperti penggorengan, panci dst.


v  Isolator

1.       Isolator adalah benda-benda yang tidak dapat menghantarkan panas.
2.      Macam-macam isolator yaitu:
Ø  Kayu, dimanfaatkan untuk membuat peralatan dapur misalnya sendok nasi.
Ø   Plastik, dimanfaatkan untuk membuat peralatan dapur misalnya gelas dan piring
Ø  Kain, digunakan untuk bahan alat atau serbet
Ø   Styrofom, digunakan untuk mengemas makan dan minuman hangat.
Ø  Ebonit, digunakan untuk pegangan agar tidak cepat panas, misalnya pegangan ceret dan pamci.
Ø  Karet, biasanya dicampur dengan bahan plastik, misalnya pada pegangan seterika.

ü  Laju kalor konduksi

Laju kalor konduksi sebanding dengan luas permukaan benda, sebanding dengan beda suhu antara kedua ujung benda dan berbanding terbalik dengan ketebalan dinding. Dapat ditulis dengan rumus:


Dengan k adalah konduktivitas termal zat.

3.      Radiasi
Merupakan proses terjadinya perpindahan panas (kalor) tanpa menggunakan zat perantara. Perpindahan kalor secara radiasi tidak membutuhkan zat perantara, contohnya anda bisa melihat bagaimana matahari memancarkan panas ke bumi dan api yang memancarkan hangat ke tubuh anda. Kalor dapat di radiasikan melalui bentuk gelombang cahaya, gelombang radio dan gelombang elektromagnetik. Radiasi juga dapat dikatakan sebagai perpindahan kalor melalui media atau ruang yang akhirnya diserap oleh benda lain. Contoh radiasi dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat saat anda menyalakan api unggun, anda berada di dekat api unggun tersebut dan anda akan merasakan hangat. Satu lagi, pernahkah anda berjalan di atas aspal tanpa menggunakan alas kaki di siang hari? Menurut anda apa yang membuat aspal tersebut terasa panas saat siang hari? karena mendapat radiasi panas dari matahari dan Permukaan hitam dan kusam adalah penyerap dan pemancar radiasi yang baik,

      Laju pemancaran kalor oleh permukaan hitam, menurut Stefan dinyatakan sebagai berikut.
Energi total yang dipancarkan oleh suatu permukaan hitam sempurna dalam bentuk radiasi kalor tiap satuan waktu, tiap satuan luas permukaan sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak permukaan itu.

      Secara matematis, laju kalor radiasi ditulis dengan persamaan :

                                           

        Dengan σ  adalah konstanta. Stefan Boltzmann dengan nilai 5,67 x 10-8   W/m2K4. Persamaan tersebut berlaku untuk benda dengan permukaan hitam sempurna. Untuk setiap permukaan dengan emisivitas e = (0  ≤  e  ≤  1) memiliki nilai diantara 0 dan 1. Sedangkan benda penyerap sempurna sekaligus pemancar sempurna, yaitu benda hitam sempurna nilai e = 1. dan Untuk benda pemantul sempurna atau benda putih (penyerap paling buruk) nilai e = 0.





















BAB III
PENUTUP
Suhu didefinisikan sebagai ukuran atau derajat panas dinginnya suatu benda atau system. Dan kalor merupakan bentuk energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika benda bersentuhan. Kalor jenis (c) adalah jumlah panas yang harus ditambahkan atau dihilangkan pada satu satuan massa zat itu untuk mengubah temperature 1. Kapasitas kalor ( C ) adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu seluruh benda sebesar satu derajat. Kapasitas kalor dinyatakan dalam J K-1 atau J (oC)-1. kalor laten adalah kalor yang dibutuhkan oleh suatu benda untuk mengubah wujudnya per satuan massa. Menurut asas Black apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Kalor berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah. Ada 3 cara perpindahan kalor : 1. Konveksi (aliran), 2. Konduksi (hantaran), 3. Radiasi (pancaran).


























DAFTAR PUSTAKA
Kanginan, Marthen.2008.Fisika.Jakarta : Penerbit  Erlangga
Sumardi, Yosaphat, dkk. 2009.konsep dasar IPA SD.Jakarta: Universitas Terbuka.